Kesejahteraan Subjektif Mahasiswa selama Pandemi Covid-19: Mengeksplorasi Peran Ekspektasi dan Kemampuan Kerja
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk kesejahteraan mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh harapan dan kemampuan kerja terhadap kesejahteraan subjektif mahasiswa farmasi Universitas Ahmad Dahlan. Penelitian ini melibatkan 80 partisipan dari program profesi apoteker di universitas tersebut. Metode penelitian kuantitatif digunakan, dan data dikumpulkan dengan menggunakan skala untuk mengukur harapan, kemampuan kerja, dan kesejahteraan subjektif.
Hasil penelitian menunjukkan distribusi skor yang normal untuk ketiga variabel, seperti yang ditunjukkan oleh uji asumsi normalitas. Nilai p untuk kesejahteraan subjektif, harapan, dan kemampuan kerja masing-masing adalah 0,695, 0,458, dan 0,507, yang menunjukkan distribusi normal. Analisis regresi berganda yang dilakukan menghasilkan nilai koefisien R sebesar 0,499 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,000 (p < 0,05). Temuan ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara ekspektasi, employability, dan subjective well-being pada mahasiswa farmasi Universitas Ahmad Dahlan.
Lebih lanjut, hasil analisis menunjukkan beberapa tantangan yang dihadapi mahasiswa. Salah satu tantangan tersebut adalah kesulitan dalam menentukan tujuan dan cita-cita mereka setelah menyelesaikan studi. Faktor-faktor seperti beban tugas akhir dan kurangnya motivasi diri berkontribusi terhadap tantangan ini. Selain itu, mahasiswa juga melaporkan kesulitan dalam memahami aspek teoritis dan praktis dari bidang spesialisasi mereka. Tantangan-tantangan ini dapat menghambat transisi mahasiswa ke dunia kerja dan kesiapan mereka untuk memasuki pasar tenaga kerja. Selain itu, siswa mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan pembelajaran online, dan menganggapnya kurang menyenangkan dibandingkan dengan kelas tatap muka. Emosi negatif yang terkait dengan pembelajaran online ini juga mempengaruhi kesejahteraan subjektif mereka.
Kemampuan kerja merupakan faktor penting dalam pasar tenaga kerja, seperti yang ditekankan oleh Yorke (2006), yang mendefinisikan kemampuan kerja sebagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tidak terpisahkan dari kemampuan dan hak seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Kemampuan kerja dianggap sebagai faktor signifikan yang memengaruhi kesejahteraan subjektif. Bakari dan Hunjra (2018) menemukan hubungan positif antara kemampuan kerja dan kesejahteraan subjektif dalam penelitian mereka. Demikian pula, Presti, Törnroos, dan Pluviano (2018) menunjukkan bahwa kemampuan kerja memiliki dampak positif pada kesejahteraan subjektif.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hope dan employability terhadap subjective well-being mahasiswa farmasi Universitas Ahmad Dahlan. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara hope, employability, dan subjective well-being pada mahasiswa tersebut.
Kesimpulannya, penelitian ini memberikan bukti adanya pengaruh yang signifikan antara hope dan employability terhadap subjective well-being mahasiswa farmasi Universitas Ahmad Dahlan selama pandemi Covid-19. Temuan ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam hal penetapan tujuan, motivasi, dan memahami bidang spesialisasi mereka. Kesulitan yang terkait dengan pembelajaran daring juga berdampak pada kesejahteraan subjektif mahasiswa. Memahami hubungan antara ekspektasi, kelayakan kerja, dan kesejahteraan subjektif sangat penting bagi lembaga pendidikan dan pembuat kebijakan untuk mengembangkan strategi efektif yang mendukung kesejahteraan siswa dan meningkatkan pengalaman belajar mereka selama masa-masa sulit.
Penelitian di masa depan harus mempertimbangkan untuk memperluas cakupan penelitian dan membandingkan beberapa universitas untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang hal ini. Selain itu, mengeksplorasi intervensi dan sistem pendukung untuk mengatasi tantangan yang teridentifikasi dan meningkatkan kesejahteraan subjektif mahasiswa akan sangat bermanfaat. Dengan mengatasi masalah ini, universitas dapat lebih mendukung kesejahteraan dan kesuksesan akademik mahasiswa mereka secara keseluruhan, bahkan dalam menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti pandemi Covid-19.