Risk Mitigation Design as a Proposed Improvement of Blood Supply Chain During the Covid-19 Pandemic Using House of Risk and System Dynamic
Pendahuluan:
Manajemen rantai pasokan tidak hanya terbatas pada perusahaan, tetapi juga berlaku pada organisasi lainnya, termasuk dalam pasokan darah. Manajemen rantai pasokan melibatkan integrasi semua aktivitas dalam perusahaan, termasuk pengadaan bahan dan layanan, pengubahan barang menjadi barang setengah jadi hingga produk akhir, serta pengiriman kepada pelanggan. Dalam perkembangan dunia bisnis, perusahaan perlu memperhatikan rantai pasokan terkait masalah yang mungkin terjadi dan memastikan bahwa rantai pasokan dapat mendukung kegiatan dan strategi perusahaan.
Darah merupakan salah satu komponen penting bagi tubuh yang terdiri dari sel darah yang disebut plasma. Fungsi darah adalah sebagai pembawa berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti oksigen, makanan, dan lain-lain. Volume darah dalam tubuh manusia adalah sekitar 1/12 dari berat badan. Namun, darah merupakan produk yang mudah rusak dan dalam pengiriman dan ketersediaannya harus tepat waktu agar dapat diberikan kepada pasien yang membutuhkan dan mengurangi angka kematian.
Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan salah satu organisasi nasional di Indonesia yang berbasis di Jakarta dan bergerak dalam bidang kemanusiaan sosial. PMI memiliki tiga jenis kegiatan layanan utama, yaitu kesiapsiagaan bencana, pertolongan pertama berbasis masyarakat, dan donor darah. PMI memiliki 408 cabang di tingkat kabupaten/kota yang tersebar di seluruh Indonesia.
Rantai pasokan darah di PMI sangat penting untuk memastikan ketersediaan dan distribusi darah yang memadai ke rumah sakit dan pasien yang membutuhkan. Namun, selama pandemi Covid-19, rantai pasokan darah menghadapi tantangan baru. Kebijakan pembatasan sosial dan jarak fisik yang diterapkan oleh pemerintah menyebabkan penurunan jumlah donor darah, sementara kebutuhan akan pasokan darah tetap tinggi. Selain itu, adanya ketidakpastian permintaan darah dari rumah sakit juga menjadi tantangan bagi PMI.
Untuk mengatasi tantangan ini, perlu dilakukan perancangan pengurangan risiko dalam rantai pasokan darah selama pandemi Covid-19. Metode House of Risk (HOR) dan System Dynamic dapat digunakan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang terkait dengan rantai pasokan darah dan merancang langkah-langkah mitigasi yang tepat.
Dalam fase pertama HOR, dilakukan penilaian risiko dengan mengidentifikasi risiko-risiko dan agen-agen risiko yang mempengaruhi rantai pasokan darah di PMI Gunungkidul. Terdapat 21 peristiwa risiko dan 28 agen risiko yang berdampak pada rantai pasokan darah. Dari 28 agen risiko tersebut, terdapat 5 agen risiko dominan, yaitu kurangnya edukasi terkait donor darah selama pandemi, ketakutan masyarakat, kebijakan sosial yang memerlukan jarak fisik, kesulitan dalam mencari pendonor, dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai proses pengambilan darah.
Selanjutnya, dalam HOR fase kedua dilakukan identifikasi langkah-langkah mitigasi yang tepat untuk mengatasi risiko-risiko tersebut. Beberapa kebijakan yang dapat diterapkan berdasarkan analisis data menggunakan HOR dan System Dynamic antara lain:
1. Membangun kepercayaan masyarakat terkait informasi mengenai keamanan donor darah selama pandemi melalui kegiatan penyuluhan massal. Hal ini dapat dilakukan melalui penggunaan billboard, spanduk, penyuluhan ke desa-desa, dan penggunaan sistem informasi.
2. Meningkatkan pasokan kantong darah dengan menggandeng TNI/POLRI/taklim untuk mendapatkan pendonor. Kerja sama dengan lembaga-lembaga tersebut dapat membantu dalam mencari pendonor darah yang memadai.
3. Mencegah kerusakan kantong darah selama proses pengiriman dengan menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait pengiriman produk darah dan menggunakan alat yang sesuai untuk mengangkut produk darah ke pasien.
Melalui langkah-langkah mitigasi ini, diharapkan PMI Gunungkidul dapat memiliki strategi baru dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam rantai pasokan darah selama pandemi Covid-19. Metode System Dynamic juga dapat digunakan untuk memproyeksikan seberapa efektif langkah-langkah mitigasi yang telah diusulkan jika diterapkan, serta untuk mengetahui biaya operasional yang terkait dengan penerapan langkah-langkah mitigasi tersebut.
Kesimpulan:
Rantai pasokan darah di PMI Gunungkidul Regency Branch menghadapi berbagai risiko selama pandemi Covid-19. Untuk mengurangi dampak negatif dari risiko-risiko tersebut, perlu dilakukan perancangan pengurangan risiko yang melibatkan identifikasi risiko-risiko yang ada dan langkah-langkah mitigasi yang tepat. Metode House of Risk (HOR) dan System Dynamic dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi risiko-risiko dan merancang langkah-langkah mitigasi yang efektif. Dengan menerapkan langkah-langkah mitigasi ini, diharapkan PMI Gunungkidul dapat memperkuat rantai pasokan darah dan memastikan ketersediaan darah yang memadai untuk pasien yang membutuhkan selama pandemi Covid-19.