Penanganan Karhutla Diklaim BPBD Kalsel Lebih Terkendali
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU – Persiapan menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) diklaim lebih matang oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Itu dikatakan Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Roy Rizali Anwar, terkait persiapan Mei dan menetapkan status siaga darurat karhutla sejak 1 Juli – 30 November.
“Menetapkan status siaga atas dasar minimal 2 kabupaten yang menetapkan status siaga. Nah pada Juli itu, ada 4 kabupaten yang menetapkan siaga, yakni Barito Kuala atau Batola, Tapin, Balangan dan Tanahlaut atau Tala. Tindak lanjut itu, kami tetapkan status siaga darurat,” kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana pada BPBD Kalsel, Sahruddin.
Kemudian dari perkembangan status siaga tersebut, sambung Sahruddin berdasar informasi BMKG yang memperkirakan bahwa awal dan puncak kemarau pada Agustus. Perkembangan di minggu ke 2 dan 3 Agustus ini, cuaca memasuki puncak kemarau, meski memang ada hujan lokal.
“Kini, di Kalsel memang sudah menyebar titik hotspot. Kondisi awal ini yang panas biasanya di utara baru ke selatan. Ini terbukti dari rekapan sejak Januari hingga Agustus, daerah Kabupaten Balangan yang terpantau sudah 160 titik hotspot, Kabupaten Tapin 132 hotspot dan Kabupaten Tabalong 75, ” papar Sahruddin. Sedangkan, pada minggu ke 1sampai ke 3 bulan Agustus ini, banyak kejadian di utara dan penanganan BPBD Kalsel banyak ke sana. Sedangkan untuk kejadian kebakaran sekitar bandara, belum ada. Hanya sebagian yang terjadi, yaitu di bagian selatan Bandara Syamsudin Noor, tepatnya di kawasan Bati-bati dan Lianganggang.
Meski tahun ini kemarau basah, penangan dan atisipasi terus dilakukan. “Semisal di Kurau Kabupaten Tanahlaut, memang masih lapisan atas yang terbakar. Kalau panas ekstrim, api sudah mencapai lapisan bawah. Itu air sudah kering. Api sudah merembet ke akar pohon dan ini akan semakin membahayakan. Memang, untuk modifikasi cuaca, kami juga memohon. Tapi dari segi kondisi dan cuaca, masih belum dimungkinkan,” urai Sahruddin.
Dia juga menjelaskan, untuk penanganan di seputar Bandara Internasional Syamsudin Noor, pihaknya membentuk 5 pos di area ring satu. Masing-masing, di Kantor BPBD Kalsel di dekat kantor Gubernur Kalsel, di Guntung Damar, dekat RSJ Sambang Lihum, Bati-bati dan di Madansatana. Petugasnya gabungan, Polri, TNI dan Manggala Api.
Terkait ketersediaan air untuk penanganan karhutla dekat bandara, dikatakan, sudah dikerjakan PUPR dan Dishut. Termasuk, menormalisasi embung dan kanalisasi di Guntung Damar. “Air dialiri dari Sungai Kemuning melawati embung,” tandas pejabat BPBD Kalsel ini. Adapun penanganan yang tidak dijangkau dari Satgas Darat, BNPB dan BPBD, sudah disiagakan satgas udara dengan heli patroli dan water bombing.
“Kami di Satgas Darat selaku koordinasi dengan satgas udara. Bagi yang tidak tertangani satgas darat, maka akan ditangani satgas udara. Water boombing dimainkan dan ini dilakukan sejak minggu ke 2 bulan Agustus 2020,” tandasnya. Sejauh ini, dia melihat rata-rata untuk titik panas kebanyakan di kawasan pegunungan. Disebutkannya, hari ini ada 39 titik panas dan itu terjadi di gunung, kawasan Pengaron dan Sungai Pinang Kabupaten Banjar serta Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
“Masyarakat lokal memang membuka lahan untuk perkebunan dan pertanian dengan membakar dan Satgas Darat sudah ingatkan itu agar tidak membakar,” kata dia. Untuk di daerah pertanian, sambung Sahruddin, memang belum terlihat massal. Sebab, belum memasuki masa panen. “Tapi, ini patut diwaspadai. Jangan sampai membakar jerami di sawah mereka,” pungkasnya.
Sumber:
https://banjarmasin.tribunnews.com/2020/09/02/penanganan-karhutla-diklaim-bpbd-kalsel-lebih-terkendali