ICFBE 2021: Diharapkan Memberikan Masukan untuk Pemulihan Ekonomi Bali
Selasa (26/10), Fakultas Bisnis President University (PresUniv), kembali menyelenggarakan International Conference on Family Business & Entrepreneurship (ICFBE) tahunan. Untuk ICFBE 2021, Fakultas Bisnis PresUniv bekerjasama dengan Universitas Dhyana Pura, Bali, dan Indonesia Strategic Management Society mengusung tema On the Path to Recovery: Leadership, Resilience, and Creativity. ICFBE 21 sengaja memilih tema ini karena menyadari betul bahwa banyak perusahaan, termasuk perusahaan keluarga, sedang berjuang untuk pulih setelah lebih dari 1,5 tahun dilanda pandemi Covid-19. Konferensi ini diadakan secara hybrid. Sebagian kecil panitia bertempat di Hotel Grand Inna, Kuta, Bali, sedangkan pembicara dan peserta hadir secara online. Pembicara berasal dari kalangan akademisi dan praktisi bisnis, seperti Prof. Ki-Chan Kim, Guru Besar Manajemen Catholic University of Korea, Prof. Ruth Rentschler, Guru Besar Art & Cultural Leadership dari University of South Australia, Dr. Hariyadi Sukamdani, Ketua dari Asosiasi Pengusaha Indonesia dan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia, Dr. Edhijanto W. Taufik yang juga pendiri PT Mandaya Sehat, dan Servatius Bambang P., pemilik PT Kutus Kutus Herbal.
Rektor PresUniv Prof Dr Jony Oktavian Haryanto dalam sambutan pembukaannya menyebutkan peran strategis bisnis keluarga. Di antaranya, mengutip studi McKinsey (2014), 80% Produk Domestik Bruto dunia berasal dari perusahaan keluarga. Kemudian, dari seluruh perusahaan di dunia, 60% di antaranya adalah perusahaan keluarga. Bahkan bisnis startup yang sedang booming, modal awal berasal dari bisnis keluarga. Prof Jony mengatakan, “Melalui acara ICFBE 2021, saya berharap kita dapat berbagi pengetahuan dan hasil penelitian tentang bagaimana bisnis keluarga pulih dari pandemi Covid-19. Kita harus segera beranjak dari isu suksesi, keluarga vs profesional, atau ungkapan “generasi pertama menetapkan, generasi kedua membesarkan, generasi ketiga menghabiskan”, meski hal ini masih menjadi isu laten di perusahaan keluarga.
Sedangkan Gubernur Bali, Dr. Ir. I Wayan Koster, MM menyambut baik implementasi hybrid ICFBE 2021 di Bali. Ia berharap konferensi ini dapat memberikan masukan bagi pemulihan ekonomi Bali pascapandemi Covid-19. “Pandemi ini memberikan kontraksi ekonomi yang dalam bagi Bali. Karena perekonomian Bali sangat bergantung pada sektor pariwisata yang sangat rentan terhadap perubahan kondisi eksternal, seperti gangguan keamanan dan termasuk pandemi Covid-19," kata Gubernur Wayan Koster. Karena itu, ke depan Bali harus menata ulang. ekonominya.“Kami akan memposisikan pariwisata sebagai sumber tambahan atau bonus bagi perekonomian Bali,” kata Wayan Koster.(JB Susetiyo, tim Humas. Foto: JB Susetiyo, Tempo).