Prof Jony Haryanto: Karena Pandemi, Strategi Pemasaran Konvensional Tidak Relevan Lagi
Pandemi Covid-19 telah mengubah proses bisnis dan perilaku konsumen. Banyak pengusaha yang gagap menghadapi perubahan ini. Misalnya, sebelum pandemi, pengusaha industri makanan membuat desain makan yang estetis, menyenangkan, dan nyaman. Namun, karena pandemi, banyak orang yang takut makan di luar dan memilih untuk dibawa pulang. Akibatnya, investasi dalam merancang restoran tidak berkontribusi pada bisnis.
Demikian disampaikan Prof. Dr. Jony Oktavian Haryanto, Rektor President University (PresUniv), dalam acara One Hour with Handoko Wignjowargo bertajuk "Bagaimana Perubahan Perilaku Konsumen di Masa Pandemi dan Nanti?" yang digelar secara online, Sabtu (18/9). Menurut Prof Jony, industri harus gesit, dan untuk bisa bertahan, perlu menemukan kembali value proposition yang berubah saat ini. “Pengusaha juga harus bisa menemukan keunggulan kompetitif dari produknya. Tidak akan mudah untuk bertahan jika Anda bermain-main dengan harga atau menjual produk yang sama dengan pebisnis lain. Bisnis bisa hancur," katanya.
Pandemi juga membuka banyak peluang bisnis. Itu harus dimanfaatkan. Ia mengatakan, di era digital, pandemi telah mengubah perilaku konsumen. “Kami harus memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas basis konsumen kami. Sekarang konsumen tidak lagi hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Prof Jony juga menyampaikan trik-trik pemasaran kepada anak-anak yang juga mengalami perubahan akibat pandemi. Dia mengatakan pasar anak-anak mencakup tiga kategori: pasar primer, pasar influencer, dan pasar berjangka. “Saat ini pasar perdana mengalami penurunan yang bergeser ke pasar influencer. Hal ini dikarenakan anak-anak tidak bisa lagi bermain di luar rumah. Mereka sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di depan TV dan smartphone,” jelasnya. Lalu apa dampaknya bagi pemasaran? Prof Jony menyimpulkan bahwa pemasaran atau promosi melalui media sosial dan influencer merupakan tren baru, sehingga strategi pemasaran konvensional seperti mendistribusikan brosur di mall sudah tidak relevan lagi (Gilang Suryanata, tim PR. Foto: Gilang Suryanata)