Peran Perguruan Tinggi Sangat Vital Dukung Keberlanjutan Pangan di Masa Pandemi
Padang (Unand) - Perguruan tinggi perlu mengambil peran lebih luas dalam upaya memastikan keberlanjutan produksi dan ketersediaan pasokan pangan dan peternakan di masa pandemi Covid-19.
Wakil Rektor IV Universitas Andalas Dr. Hefrizal Handra, M.Soc,Sc mengatakan pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal dan berpotensi menganggu pasokan pangan, sehingga ketersediaan pangan berkelanjutan perlu menjadi perhatian dan menjadi tugas semua pihak.
Menurutnya, perguruan tinggi juga perlu mengambil peran lebih luas dalam mendukung pengembangan industri pangan, peternakan, dan memastikan proses produksi berjalan secara sehat dan berkelanjutan.
“Perguruan tinggi mendorong segala bentuk pendekatan akademis untuk memacu perkembangan industri peternakan dan menjaganya agar tetap stabil di masa pandemi,” ujarnya dalam konferensi International 2nd on Animal Production for Food Sustainability (ICAPFS) 2021, Kamis (16/6/2021).
Ia menyebutkan semua aspek industri di bidang peternakan dan penyediaan pangan, termasuk produksi hewan, pakan dan nutrisi hewan harus berjalan bersama. Universitas, imbuhnya, perlu mengambil peranan lebih untuk menghadapi tantangan keberlanjutan pangan di masa mendatang.
Adapun, ICAPFS kali ini mengambil tema “The Future Challenges and Strategy for Animal Production and Agroechotechnology” yang dilaksanakan secara online.
Ketua Panitia Prof. Dr. Ir. James Hellyward, MS, IPU, ASEAN.Eng menuturkan internasional seminar ini merupakan yang kedua, setelah sebelumnya digelar pada tahun 2018 dilaksanakan secara offline di Universitas Andalas, Padang – Sumatera Barat.
“Pada tahun 2021 ini, dimasa Pandemi Covid-19 masih membatasi ruang gerak para ilmuan untuk berkumpul secara offline,” kata James.
Ia menjelaskan, 2nd ICAPFS dilaksanakan secara online atas kerjasama antara Universitas Andalas dengan Universitas Udayana, dan didukung oleh panitia pelaksana dari beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia yakni Universitas Nusa Cendana, Universitas Mulawarman, Universitas Hasanuddin, Universitas Halulaleo, and Universitas Musamus Merauke.
James yang didampingi Wakil Ketua Dr drh. I Gusti Agung Arta Putra,M.Si. dari Universitas Udayana berharap dengan bergabungnya beberapa perguruan tinggi di Indonesia ini, dapat membuat pelaksanaan ICAPS yang kedua ini menjadi lebih besar dan memberikan sumbangan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan terbaru dalam mendukung pertumbuhan industri peternakan di Indonesia maupun dunia.
Internasional seminar ini menghadirkan Keynote Speakers dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, sera delapan orang invited spekers, yaitu: Prof. Yimin Cai dari National Institute of Livestock and Grassiand Science Nasushiobora, Tsukuba, dan Prof. Nurul Huda dari University Malaysia Sabah.
Kemudian, Prof. Dr. Ir. Asdi Agustar, M.Sc dari Universitas Andalas, Budwi Brontosantoso dari PT. Fonterra-Dairy Life, Dr. Frederick Adzitey dari University for Development Studies Tamala, Ghana, dan Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc dari Universitas Hasanuddin.
Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. H (Henk) Hogaveen dari Wageningen University & Research, The Netherland, Prof. Nicolas Lopez-Villalobos dari Massey University, New Zealand. Keynote dan invited speakres ini tampil pada sesi General Assembly yang berlangsung kurang lebih 3 jam.
Kemudian dilanjutkan dengan Parallel Session yang diikuti oleh 170 pemakalah yang berasal dari Jepang, Malaysia, Taiwan, Timor Leste, dan Indonesia, yang terbagi menjadi 12 kelas virtual.
Makalah dikelompokkan ke dalam bidang ilmu, yaitu Produksi Ternak, Nutrisi dan Makanan Ternak, Teknologi Hasil Ternak, dan Sosial Ekonomi Peternakan. Internasional seminar ini disiarkan juga secara live oleh Faterna (UNAND) TV dan UdayanaTV. (*)