Teknik Elektro PUMA Bahas Vaksinasi Covid-19 Dari Sisi Psikologis
Penyebaran Covid-19 masih terjadi di Indonesia. Semua pihak harus bekerja sama untuk mencegah penyebaran virus ini. Hal itu disampaikan oleh Drs. Antonius Suhartomo, M.Eng.Sc., M.M., Ph.D., Ketua Program Studi Teknik Elektro, President University (PresUniv), dalam webinar “Mengapa Kita Harus Divaksinasi”. Webinar yang diselenggarakan oleh President University Major Association (PUMA) Teknik Elektro ini, Sabtu (21/8), diikuti oleh 393 peserta. Topik yang dibahas adalah program vaksinasi Covid-19 dari segi psikologis. Pembicara yang diundang PUMA Teknik Elektro PresUniv adalah Dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ, Kepala Departemen Psikiatri RSUD Tarakan.
Dalam materinya, Zulvia mengapresiasi mahasiswa Teknik Elektro yang menyikapi program vaksinasi dengan cara pandang yang berbeda. Menurutnya, ini bukan saatnya membahas vaksin, jenisnya, dan manfaatnya, karena sudah banyak informasi tentangnya. Makanya Zulvia membahas kenapa masih ada orang yang menolak vaksin. Dia menemukan bahwa metode yang digunakan, seperti penjelasan berulang-ulang diikuti dengan bukti dan klarifikasi, tidak cukup sesuai. “Untuk orang yang berpikiran terbuka, metode ini mungkin berhasil dengan sangat baik. Namun, untuk orang yang antivaksin tidak efektif,” ujarnya. Mengutip dari penelitian, orang antivaksin sebenarnya tidak kekurangan informasi. “Mereka banyak menghabiskan waktu mencari info tentang vaksinasi di internet,” ujarnya. Zulvia.
Ia kemudian memaparkan empat alasan mengapa orang menolak divaksinasi, yaitu banyaknya teori konspirasi tentang vaksin Covid-19, jijik atau fobia terhadap rumah sakit/darah/jarum suntik, menolak karena merasa terancam atau mungkin kehilangan kebebasan, dan pengaruh ideologi individualisme yang dianut oleh sebagian orang. “Orang-orang dengan ideologi ini percaya bahwa hidup mereka adalah milik mereka, bukan pemerintah. Jadi, mereka merasa punya hak untuk menentukan hidupnya sendiri, termasuk menerima atau menolak vaksinasi Covid-19,” jelasnya. (Steven Chaniago, tim Humas. Foto: Steven)