Membangun Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Tsunami
Maluku Utara termasuk Kota Ternate merupakan wilayah dengan ancaman bencana Tsunami yang tinggi. Hasil permodelan pergerakan tsunami yang dibuat oleh Stasiun BMKG Ternate memperlihatkan bahwa sebagain besar wilayah pesisir di Kota Ternate sangat rawan terhadap bencana ini. Dalam model tersebut terlihat bahwa gelombang tsunami yang tiba di pesisir pantai sangat bervariasi dari 3 – 6 meter. Namun demikian masyarakat harus terrus waspada dan bersiap-siap karena berdasarkan hasil perhitungan masyarakat mempunyai waktu yang kurang dari 10 menit untuk bisa menyelamatkan diri. Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir perlu disiapkan untuk menghadapi tsunami.
Salah satu cara mempersiapkan menayarakat adalah dengan menyusun dokumen kesiapsiagaan bencana tsunami atau yang dikenal juga dengan dokumen rencana kontijensi tsunami. Untuk sebagai langkah awal, telah dilaksanakan pelatihan kepada masyarakat khususnya masyarakat kelurahan Jambula dan Kelurahan Kastela untuk menyusun dokumen tersebut pada tanggal 25 – 27 November 2021. Kagiatan penyusunan dokumen yang disponsori oleh PT Pertamina Ternate dan dilaksanakan oleh World Vision Indonesia dan Daulat Perempuan Maluku Utara (Daurmala) ini telah melibatkan semua pemangku kepentingan dari level masyarakat hingga pimpinan daerah.
Ketua PSB Unkhair Mohammad Ridwan Lessy dalam wawancara mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat diperlukan dan harus bisa diduplikasi ke seluruh desa/kelurahan di Maluku Utara. Selain itu, yang menjadi perhatian juga bahwa kegiatan ini didukung oleh BUMN dan NGO sehingga merupakan kolaborasi pentahelix dalam pengurangan bencana. Sementara itu, Ketua IAGI Maluku Utara Abdul Kadir Arif dalam pemaparannya menjelaskana bahwa Desa/Kelurahan Tangguh Bencana merupakan progaram yang harus didukung dab dilaksanakan di seluruh desa/kelurahan karena wilayah maluku utara sangat rentan terhadap bencana.