FGD: Pengembangan Kurikulum Kebencanaan dalam Program MBKM
Letak geografis dan geologis Indonesia dalam “ring of fire” mempunyai sekitar 130 gunung api yang aktif, bahkan beberapa di antaranya seperti gunung Merapi, Sinabung, Gamalama, dan Krakatau merupakan gunung api aktif di Indonesia. Selain itu Indonesia juga terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik Pasifik, Eurasia dan Indo-Australia yang dapat memicu gempa dan sesar setiap saat. Demikian juga halnya dengan posisi Indonesia tepat pada garis khatulistiwa dengan diapit oleh 2 benua Asia dan Australia dan 2 samudra besar Hindia dan Pasifik, mengakibatkan curah hujan tinggi yang menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Hampir seluruh wilayah di Indonesia rawan terhadap kejadian bencana, khususnya bencana alam, dengan tingkat yang berbeda-beda, demikian halnya dengan wilayah Provinsi Maluku Utara. Dalam catatan sejarah kejadian bencana oleh Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI), BNPB, wilayah Provinsi Maluku Utara pernah mengalami 139 kali kejadian bencana dalam 20 tahun terakhir. Masing-masing bencana memberikan dampak berupa korban jiwa serta kerugian dan kerusakan. Kejadian bencana tersebut meliputi 9 (sembilan) jenis bencana, yaitu banjir, cuaca ekstrim, gelombang ekstrim dan abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, letusan gunungapi, tanah longsor, dan tsunami. Jenis bencana dengan jumlah kejadian terbanyak adalah banjir. Sedangkan jenis bencana dengan dampak terbesar adalah gempa bumi.
Pusat Studi Bencana Universitas Khairun saat ini sedang menjadi bagian dari program Konsorsium Building Universities in Leading Disaster Resilience (BUILD) dimana salah satu paket Kerja (Work Package) yang akan dilaksanakan adalah pembelajaran dan kurikulum tentang kebencanaan yang dilaksanakan di Universitas Khairun. Untuk itu telah dilakukan Forum Group Diskusi untuk mempertajam mata kuliah yang terkait dengan kebencanaan di lingkungan Universitas Khairun. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 10 November 2021 menghadirkan ketua Pusat Studi Bencana (PSB) Unkhair Bapak Mohammad Ridwan Lessy, M.Si dan IBu Roswita Aboe, MA dari Kantor Urusan International Unkhair sebagai pembicara. Dalam pemaparannya, Ibu Roswita menjelaskan tentang apa sebernya programn BUILD , dan kegiatan apa saja yang dilakukan dalam program tersebut. Sementara, ketua PSB menyampaikan pentinganya pembelajan kebencanaan kepada setiap peserta didik mulai dari pendidikan usida dini hingga pendidiian tinggi. Hal ini mengingat kondisi Maluku Utara yang rawan terhadap bencana.
Pada kesempatan ini, sebagain besar peserta setuju bahwa kurikulum kebencanaan perlu dimasukan dalam mata kuliah atau menjadi mata kulih tersendiri serta perlu diajarkan kepada semua mahasiswa. peserta juga mengusulakan adanya kolaborasi antara semua pemangku kepentingan dalam hal penguantan kesiapsiagaan peserta didik. Beberapa program studi di Unkhair sudah memiliki mata kuliah yang terkait langsung dengan kebencanaan diantaranya Prodi Geografi, Prodi Fisika, Prodi Ilmu Kelautan, Prodi Teknik Sipil, Prodi Teknik Arsitektur, prodi teknik pertambangn dan Fakultas Kedokteran.