Tim Kemenko Perekonomian Sosialisasikan Hasil KTT G20 Transisi Energi Kepada Civitas Akademika di President Univ
Pada hari Selasa, 11 April 2023, President University (Presuniv) menerima kunjungan dari tim Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian). Tim tersebut terdiri dari Deputi Bidang Kerja Sama Multilateral Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Lembaga Keuangan Internasional Muhammad Hadianto, Asisten Deputi Kerja Sama Multilateral - Co-Sous Sherpa G20 Indonesia Ferry Ardianto, Sekretariat Joint Crediting Mechanism Indonesia Danar Anindito Mu'jizat, S.H. M.Si., Sekretariat Sherpa G20 Indonesia Dita Herdiana, S.Mn., M.A.B, dan beberapa anggota lainnya. Tim Presuniv yang terdiri dari Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr Endi Haryono, M.Sc, Ketua Program Studi Hubungan Internasional Drs, Muhammad AS Hikam, M.A., PhD, Sekretaris Program Studi Hubungan Internasional Dr Dr Jeanne Francoise, dan dosen Hubungan Internasional Presuniv Muhammad Sigit Andhi Rahman menerima rombongan tersebut.
Pada hari itu, tim Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mensosialisasikan keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 15-16 November 2023, khususnya dalam mendorong transisi energi. Materi ini dibahas dalam seminar bertajuk Peluang dan Tantangan Implementasi Transisi Energi di Indonesia Pasca KTT G20 Bali di Auditorium Charles Himawan, Gedung A Kampus Presuniv, Jababeka Education Park, Kota Jababeka, Cikarang. Seminar ini dimoderatori oleh Joni Welman Simatupang, ST, M.Sc, PhD, dosen Program Studi Teknik Elektro dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa, dosen, dan staf Presuniv.
Dalam sambutannya, Ferry Ardiyanto mengungkapkan bahwa beberapa faktor, seperti kekhawatiran akan perubahan iklim, kebutuhan akan ketahanan energi, dan manfaat ekonomi dari energi terbarukan, mendorong percepatan transisi energi. Di Indonesia, percepatan transisi energi dilakukan dengan menyediakan akses terhadap teknologi energi bersih, memanfaatkan energi terbarukan dan sumber energi rendah karbon, serta menargetkan lebih dari 150.000 kendaraan listrik pada tahun 2026. Sementara itu, Danar Anindito menekankan bahwa transisi energi tidak dapat terjadi dengan cepat, namun membutuhkan waktu puluhan tahun. "Untuk mewujudkan transisi energi, masyarakat dan industri di Indonesia membutuhkan persiapan," kata Danar. (Lita Gabriella, Tim Humas. Foto: Keren Gracelie)