Meningkatkan Kemampuan Penanggulangan Bencana Menggunakan Teknologi dan Drone
Jumat, 11 November 2022, Teknik Industri Universitas Surabaya mengadakan webinar yang bertajuk "Menggunakan Drone dan Teknologi untuk Penanggulangan Bencana: BAGAIMANA CARANYA?" Acara ini bertujuan untuk mengedukasi para peserta mengenai penggunaan berbagai teknologi untuk menghadapi bencana. Webinar ini diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom dan dihadiri oleh puluhan peserta dari kalangan umum. Dua dosen Teknik Industri Ubaya: Prof. Joniarto Parung, M.M.B.A.T., Ph.D., IPU. selaku Guru Besar Manajemen Rantai Pasok Ubaya dan Plt Kepala Pusat Penanggulangan Bencana (BUILD Erasmus+ Consortium) dan Ivan Kristianto Singgih, Ph.D. selaku Doktor Smart Operation Research (Pusan National University, Korea Selatan) hadir sebagai pembicara dalam webinar ini.
Joniarto menyampaikan bahwa kemajuan teknologi telah menciptakan peluang yang sangat besar bagi setiap individu dalam berbagai aspek, termasuk dalam penanggulangan bencana. Lebih lanjut, ia menyebutkan beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk menangani bencana, yaitu telepon genggam, drone, Unmanned Air Vehicle (UAV), Unmanned Underwater Vehicle (UUV), dan lain sebagainya. "Dengan telepon genggam, pengguna dapat mengetahui bencana yang akan atau sedang terjadi melalui pesan singkat atau media sosial," jelasnya. Sementara itu, drone dapat digunakan pada kondisi tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh manusia. "Kemudian, berbicara mengenai UAV, teknologi ini dapat menampilkan daerah yang terdampak bencana sehingga dapat dianalisis informasi kerentanan terhadap objek di sekitarnya," kata Joniarto. Berbeda dengan UAV, UUV merupakan teknologi autopilot bawah air. "Teknologi ini dapat digunakan untuk mengukur intensitas dan arah badai," katanya.
Beralih ke proyeksi penerapan teknologi untuk penanggulangan bencana, Ivan menceritakan kasus di Itaewon, Korea Selatan. "Itaewon sendiri merupakan daerah yang kecil, dan acara Halloween menyebabkan banyak orang berkerumun, sehingga banyak orang yang sesak nafas dan meminta pertolongan," katanya. Namun, teknologi telepon tidak dapat mendistribusikan informasi dalam waktu singkat mengenai kondisi orang-orang yang berada di lokasi kejadian. "Oleh karena itu, drone diharapkan dapat membantu pekerjaan manusia saat terjadi bencana, terutama di lokasi yang tidak mudah dijangkau oleh tim penyelamat," jelas Ivan. Hal ini dimaksudkan agar drone dapat memberikan informasi dengan lebih cepat dan akurat kepada pihak-pihak terkait.
Pada sesi tanya jawab, salah satu peserta bernama, Ardi, menanyakan mengenai cara-cara yang dapat dilakukan setiap individu untuk berperan sebagai agen perubahan untuk membangun kompetensi jangka panjang di bidang teknologi, khususnya revolusi industri 5.0. Menanggapi hal tersebut, Joniarto menjelaskan, "Kita bisa mempersiapkan diri dengan mengikuti perkembangan informasi dan teknologi, salah satunya melalui internet." Ivan menambahkan cara-cara yang dapat dilakukan untuk membentuk daya inovasi dan kreativitas. "Agar bisa lebih inovatif dan kreatif, yang bisa kita lakukan adalah banyak membaca buku, menguasai banyak keahlian, dan berdiskusi dengan banyak orang di bidangnya," jelas Ivan.