Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat di Kawasan Sesar Sungai Opak, Jogotirto, Berbah, Sleman
Pendahuluan
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau dan garis pantai terpanjang kedua di dunia, merupakan negara yang rentan terhadap bencana alam, terutama gempa bumi. Patahan Opak di Yogyakarta merupakan patahan aktif yang sering memicu gempa bumi di wilayah tersebut. Untuk mencegah dan meminimalisir korban jiwa akibat bencana alam yang disebabkan oleh pergerakan Sesar Opak, sebuah program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat diimplementasikan. Artikel ini mengeksplorasi kegiatan dan hasil dari program yang dilakukan bersama masyarakat setempat.
Potensi Bencana di Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan destinasi wisatanya yang beragam. Namun, provinsi ini juga rawan terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. Bencana-bencana ini memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek, termasuk ekonomi, pariwisata, dan sosial budaya. Gempa bumi dahsyat pada tahun 2006 mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang luas di Kabupaten Bantul, yang terletak di sebelah selatan Kota Yogyakarta. Sesar Opak diidentifikasi sebagai penyebab gempa bumi tersebut, sehingga perlu adanya tindakan proaktif untuk mengurangi potensi risiko.
Memahami Sesar Opak dan Dampaknya
Sesar Opak, yang awalnya diyakini sebagai sesar normal sederhana yang memisahkan dataran tinggi Wonosari dengan dataran rendah Yogyakarta, ternyata lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya. Aktivitas seismik baru-baru ini telah menghasilkan interpretasi baru tentang "Kompleks Sesar Opak." Desa Jogotirto di Berbah, Sleman, terletak di dekat sesar ini. Secara geografis, daerah ini terdiri dari bukit-bukit kecil dengan ketinggian di bawah 100 meter, dikelilingi oleh persawahan yang subur. Sangat penting untuk meminimalisir dampak dari potensi bencana yang diakibatkan oleh pergerakan Sesar Opak di daerah ini.
Program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat
Untuk mengurangi dan meminimalisir jumlah korban jiwa akibat pergerakan Sesar Opak, sebuah program pelatihan pengurangan risiko bencana dilakukan di Desa Jogotirto, Berbah, Sleman. Program ini menggunakan berbagai metode, termasuk penyuluhan, lokakarya, dan pendampingan. Kegiatan dilakukan secara daring dan tatap muka, mengingat pandemi COVID-19. Tujuan utamanya adalah untuk mengedukasi dan memberdayakan masyarakat setempat untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dasar pengurangan risiko bencana sebagai respons terhadap potensi dampak Sesar Opak.
Materi dan Metode Pelatihan
Program pelatihan terdiri dari beberapa komponen, termasuk prasyarat, penyuluhan dasar manajemen bencana, pendidikan gempa bumi dan risiko bencana, lokakarya tentang keterampilan praktis pengurangan risiko bencana, dan pendampingan masyarakat dalam mengembangkan prosedur operasi standar. Program ini dilakukan melalui platform online selama semester ganjil dan tatap muka selama semester genap. Metode-metode ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang komprehensif kepada masyarakat, sehingga mereka dapat secara efektif merespons berbagai bencana yang terkait dengan Sesar Opak.
Kesimpulan
Program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat di desa Jogotirto, Berbah, Sleman, telah memberdayakan masyarakat setempat untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip penting dalam pengurangan risiko bencana. Dengan membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan, mereka lebih siap untuk memitigasi potensi dampak pergerakan Sesar Opak. Inisiatif-inisiatif seperti ini sangat penting untuk melindungi kehidupan, melestarikan ekonomi lokal, dan melestarikan warisan budaya Yogyakarta yang kaya. Upaya berkelanjutan dalam pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat akan berkontribusi pada masyarakat yang lebih aman dan tangguh dalam menghadapi bencana alam.