Kajian Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo
Bahaya kebakaran menimbulkan risiko yang signifikan di berbagai bangunan, termasuk rumah sakit. Dengan beragam aktivitas seperti prosedur medis, penggunaan peralatan listrik, dan penggunaan sumber api yang intensif seperti dapur, rumah sakit menghadapi potensi terjadinya kebakaran. Selain itu, keberadaan berbagai bahan kimia yang mudah terbakar dan zat pengoksidasi semakin meningkatkan risiko. Sesuai dengan Peraturan Menteri No. 26 tahun 2008, bahaya kebakaran mengacu pada potensi ancaman dan tingkat paparan api, asap, dan gas sejak awal terjadinya kebakaran hingga penyebarannya. Penelitian ini berfokus pada evaluasi kesiapsiagaan bencana kebakaran Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo. Penelitian ini dilakukan oleh Feri Yulianto dan Widodo Hariyono dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Metode:
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini melibatkan delapan subjek dan menggunakan observasi, telaah dokumen, dan wawancara mendalam sebagai metode pengumpulan data. Analisis data dan penilaian keabsahan data dilakukan melalui triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Temuan Penelitian:
Berdasarkan temuan penelitian, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan penanggulangan bencana kebakaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo telah dibuat dengan baik pada saat pra bencana dan saat bencana aktif. Namun, ada kekurangan prosedur untuk pelaporan dan investigasi pasca bencana.
2. Rumah sakit tidak memiliki tim atau regu pemadam kebakaran khusus. Fasilitas proteksi kebakaran yang tersedia tidak memadai dan hanya dapat digunakan untuk memadamkan api pada tahap awal.
3. Program pelatihan kebakaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo telah dilaksanakan secara efektif.
Kesimpulan:
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo telah memiliki perencanaan dan program pelatihan penanggulangan bencana kebakaran yang baik. Namun, fasilitas pendukung, terutama peralatan proteksi kebakaran, belum memadai dan hanya dapat mengatasi kebakaran pada tahap awal.
Kesiapsiagaan kebakaran merupakan aspek penting dari keselamatan rumah sakit, mengingat potensi risiko dan sifat rentan pasien di lingkungan perawatan kesehatan. Sangat penting bagi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo untuk berinvestasi dalam meningkatkan infrastruktur proteksi kebakaran, termasuk memperoleh peralatan pemadam kebakaran yang memadai. Selain itu, membentuk tim tanggap darurat kebakaran akan semakin meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan tanggap darurat rumah sakit.
Upaya juga harus dilakukan untuk mengembangkan prosedur pasca bencana, termasuk protokol pelaporan dan investigasi. Protokol ini sangat penting untuk menilai efektivitas strategi tanggap darurat kebakaran dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Dengan mengatasi kesenjangan yang diidentifikasi dalam penelitian ini, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah di Wonosobo dapat secara signifikan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana kebakaran. Hal ini, pada gilirannya, akan berkontribusi dalam memastikan keselamatan dan kesejahteraan pasien, staf, dan pengunjung. Evaluasi yang berkelanjutan, latihan rutin, dan pelatihan berkelanjutan sangat penting untuk mempertahankan tingkat kesiapan dan respons yang tinggi dalam menghadapi potensi insiden kebakaran.